LAPORAN ANALISA
KELAYAKAN USAHA
(NAZWA LAUNDRY)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Ilmu Hitung Keuangan
Dosen Pengampu :Alif Ringga, M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Ega Somantri (59451011)
Iis Ismiyah (59451021)
Laeliyah (59451025)
Ririn Nuraeni (59451041)
Setia Gunawan (59451047)
FAKULTAS TARBIYAH
MATEMATIKA-B /
SEMESTER V
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Dalam era globalisasi sekarang ini,
kebutuhan manusia dalam berbagai bidang meningkat dengan pesat, salah satunya
yaitu kebutuhan sandang. Sandang merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi
oleh setiap manusia. Perkembangan zaman dan tekhnologi mempengaruhi pula
kebutuhan akan sandang baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Dari segi
kuantitas lebih dipengaruhi karena pertambahan populasi manusia di dunia ini
sedangkan dari segi kualitas dipengaruhi oleh rasa kenyamanan yang di inginkan
manusia, tentunya tidak lepas dari keadaan ekonomi masing-masing individu.
Mengenai sandang khususnya pakaian
tentunya memerlukan perawatan yang ekstra, contohnya dicuci dan disetrika.
Mengenai mencuci dan menyetrika,di Indonesia sekarang ini sudah terdapat jasa
pencucian yang biasa kita sebut dengan laundry.
Sekarang ini industry laundry sangat
berkembang khususnya diperkotaan, hal tersebut disebabkan karena tingkat
kesibukan warga kota yang sangat tinggi. Laundrypun bukan sekedar tempat
mencuci melainkan sebagai tempat perawatan pakaian agar lebih bersih dan awet
serta factor serba cepat dan praktis menjadi trend bagi masyarakat saat ini.
Begitu pentingnya keberadaan laundry saat ini maka bisnis ini begitu berkembang
pesat. Jika dahulu jasa laundry masih dikelola oleh kebanyakan hotel tapi saat
ini dapat dilihat bahwa usaha laundry
juga dapat dikelola oleh masyarakat umum seperti halnya di wilayah kota Cirebon
yang merupakan kawasan hunian yang kini ruang lingkupnya dipenuhi oleh
pendatang seperti pelajar(mahasiswa) dan karyawan. Seiring dengan tuntutan
waktu dan padatnya jadwal aktivitas maka beberapa kegiatan harian dari
mahasiswa dan karyawan seperti mencuci menjadi permasalahan tersendiri sehingga
hal tersebut membuka peluang bagi kalangan bermodal untuk menjalankan usaha
laundry.
Keuntungan dalam mengelola laundry milik sendiri tentu bisa diraih dengan lebih cepat dan mudah.
Selain pendapatan tidak harus dibagi – bagi, segala sesuatunya pun dapat anda
kelola sendiri. Berbeda halnya dengan bentuk usaha laundry waralaba, dimana
anda harus terikat pada peraturan, mulai bagi hasil keuntungan hingga kegiatan
operasional.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa pada
awalnya, bisnis laundry diperuntukkan oleh masyarakat kalangan menengah atas.
Artinya, orang – orang yang menggunakan jasa laundry hanyalah berasal dari
orang – orang kelas atas alias orang kaya saja. Hal tersebut didasarkan fakta
bahwa dahulu, orang – orang yang memiliki baju berkualitas adalah orang – orang
dari kalangan menengah.
Akan tetapi sekarang, jasa laundry tidak hanya
diperuntukkan bagi kalangan elite maupun eksekutif, tetapi telah mewabah ke
kalangan non elite, seperti Mahasiswa, masyarakat umum, dan
karyawan. Selain itu, jasa laundry pun memberikan layanan yang spesial kepada
golongan tersebut, yaitu hemat khas anak kos.
Laundry hemat ala anak kost adalah jenis bisnis
laundry kiloan. Dalam hal ini, satuan yang digunakan ialah kiloan. Konsumen
hanya perlu mengeluarkan biaya mulai Rp. 2.000,00 sampai Rp. 4.000,00 per kilogram baju yang dimasukan ke jasa
laundry. Harga tersebut tidaklah terlalu mahal untuk kalangan anak
kost (Mahasiswa atau karyawan).
Alasan lainnya yang membuat bisnis laundry menjanjikan masa
depan yang baik bagi para owner-nya adalah harga laundry kiloan lebih murah
dibandingkan harga laundry per potong atau laundry dengan sistem dry clean.
Harga yang relatif murah tersebut merupakan satu – satunya alasan bagi konsumen
untuk menggunakan jasa laundry kiloan.
Di indonesia, kebanyakan jasa laundry berlokasi di ruko (rumah
toko) atau rumah pribadi. Fasilitas yang ditawarkan banyak dan biasanya hampir
sama antara satu jasa laundry dengan jasa laundry lainnya, yakni penggunaan
setrika masa kini dan bermerek, melayani antar jemput pakaian
menggunakan motor, menggunakan pewangi dan pengharum pakaian yang berkualitas,
dan lain sebagainya.
Fasilitas – fasilitas tersebut termasuk salah satu cara atau
tips untuk menarik simpati pelanggan. Biasanya, setelah mendapatkan pelanggan tetap,
cara lain yang harus dilakukan adalah mempertahankan agar pelanggan tidak
pindah ke jasa laundry lainnya.
B.
Identitas Pemilik
Nama : Sri
Dayu
Tempat/Tanggal
Lahir : Indramayu, 24 April 1987
Jenis
Kelamin :
Perempuan
Alamat
: Desa Karya Mulya RT .01 RW.06 Kec. Kesambi,
Harapan Mulya
Agama : Islam
Status :
Menikah
Nomor
HP :
081313288262
Pendidikan Terakhir : SMK
Pengalaman Bekerja : -SPG Di Surya Toserba
-Babysitter di Taiwan
C.
Data Perusahaan
Nama Usaha : Nazwa Laundry
Alamat : Majasem Cirebon (Depan
Kampus STF
YPIB)
Tanggal Berdiri :
1 Desember 2010
Nama Pemilik : Ibu Sri Dayu
Nomor
HP :
081313288262
Bidang
Usaha : Jasa
laundry
Bentuk
Badan Usaha : Perorangan
BAB II
ISI
A. Aspek Produksi
Proses Laundry kiloan pada
dasarnya hampir sama dengan proses mencuci baju yang biasa kita lakukan
dirumah. Bedanya, proses laundry kiloan sedikit lebih detail dan lebih banyak
langkah-langkahnya dari mencuci pakaian dirumah biasa.
Dalam usaha laundry kiloan, ada
5 proses produksi:
1.
Pre Washing / Spotting
Proses
memilih pakaian yang bernoda (karena daki, keringat, dll) atau proses
pembersihan noda awal. Jelasnya, proses ini adalah proses dimana pekerja laundry
akan membersihkan noda-noda yang kelihatan dan tidak dapat dihilangkan hanya
dengan mencuci baju di mesin cuci. Noda-noda ini seperti noda tinta, noda
darah, makanan dan lain sebagainya. Proses ini juga disebut sebagai proses
perendaman pertama dimana kita akan merendam pakaian kotor sebelum dicuci bila
diperlukan.
Dalam
Proses pre-washing biasanya chemical (kimia) laundry yang dibutuhkan adalah:
General Spotter / Emulsifier / Oxy booster.
2.
Proses Washing
Proses
ini adalah proses pencucian dengan menggunakan Detergen dan mesin cuci. Ini seperti
kita mencuci biasa dengan mesin cuci, dan kemudian pakaian akan dibilas dan
kemudian akan di peras (spin).
Dalam Proses Washing biasanya chemical (kimia) laundry
yang dibutuhkan adalah: Deterjen, Pelembut (softener) dan chemical tambahan
lain yang bertujuan untuk membantu proses pencucian agar lebih baik.
Proses
ini adalah proses pengeringan pakaian.
Untuk laundry yang memiliki mesin dryer maka pengeringan dilakukan di mesin
dryer. Buat laundry yg tidak
memiliki dryer ini adalah proses penjemuran pakaian sampai kering.
Tidak
ada chemical yang dibutuhkan didalam proses pengeringan.
4.
Proses Pressing
Proses
ini adalah proses penyetrikaan/ironing agar pakaian yang kering menjadi rapi dan
tidak kusut akibat proses pencucian. Biasanya penyetrikaan dilakukan dengan
setrika uap, setrika listrik, mesin pressing, atau steamer.
Dalam
Proses Pressing biasanya chemical (kimia) laundry yang dibutuhkan adalah:
Pelicin.
5.
Proses Finishing
Ini
adalah proses packing (pembungkusan), pada saat packing biasanya pekerja
laundry akan memasukan dan memilih pakaian yang telah di setrika didalam satu
bungkusan sesuai dengan nota bon/pelanggan.
B.
Aspek
pemasaran
Aspek pemasaran harus
disesuaikan dengan target konsumen atau pelanggan yang ingin kita tuju atau
garap. Perlu diperhatikan empat aspek yakni:
v Jasa
Jasa dalam laundry mencakup mutu jasa, kemasan,
layanan yang diberikan, kebersihan, dan lain-lain yang disesuaikan dengan
sasaran konsumen. Perhatikan bagaimana persaingan yang terjadi dalam bisnis
jasa laundry. Penjual jasa laundry belum terlalu banyak, tapi tetap saja
penjual jasa laundry akan semakin berkembang. Ada yang mencoba membuat jasa
laundry yang berbeda. Dalam jasa laundry yang kami teliti ini ternyata
menawarkan kualitas yang berbeda dari yang lainnya dalam hal kebersihan,
kerapian, dan kecepatan.
v Price atau harga
Kita juga harus
menyesuaikan harga jual jasa kita sesuai dengan
jenis konsumen yang hendak kita tuju. Apakah untuk konsumen yang berpenghasilan
tinggi, sedang, atau rendah? Harmonisasikan antara jasa, harga, dengan jenis
konsumen yang hendak kita tuju atau kita garap.
Dalam hal ini konsumen yang dituju oleh jasa laundry yang kita teliti yaitu karyawan,
pelajar (mahasiswa), pasangan muda yang sama-sama sibuk, dan lain-lain.
Berikut
adalah harga jual jasa yang ditawarkan oleh Nazwa Laundry:
Sumber: Responden (Ibu Sri Dayu),2011
v Place atau tempat menjual jasa
Lokasi adalah salah satu faktor penting yang perlu
diperhatikan dalam membuka usaha. Ada usaha yang cocok didirikan di suatu
lokasi, tapi tidak cocok di tempat lain. Usaha sewa komputer, warnet, dan
fotocopy mungkin sesuai untuk lingkungan di sekitar kampus. Begitupun usaha laundry
yang kita teliti, ternyata didirikan di lingkungan kampus sekaligus pemukiman,
karena target pemasarannya yaitu mahasiswa dan karyawan.
Oleh karena
itu, lakukan survei untuk mencari tempat yang sesuai bagi usaha kita. Amati
kondisi pasarnya, potensi permintaannya, dan jangan lupa cari juga informasi
tentang bagaimana prospek perkembangan daerah itu.
v Promosi
Promosi tidak harus mahal. Menyebar brosur, SMS,
memakai pengeras suara (jika memungkinkan) adalah jenis promosi yang cukup
murah. Kita harus kreatif dalam berpromosi. Jangan melakukan promosi secara asal-asalan.
Promosi harus dilakukan dengan perencanaan yang baik.
Dalam hal ini, Nazwa Laundry menggunakan spanduk,
brosur dan SMS.
C.
Aspek
SDM
Kunci sukses usaha adalah memiliki SDM yang baik.
Sebelum memilih calon karyawan, perhatikan masalah kepribadian dan
kemampuannya. Kalau karyawan akan berhadapan langsung dengan pelanggan,
tentunya pilihlah orang yang sopan dan ramah. Jika akan menjadi tukang masak
tentunya harus dipilih orang yang pandai memasak. Begitu pula dengan usaha jasa
laundry, tentunya harus dipilih karyawan yang piawai mencuci, menyetrika, dan
melipat pakaian. Hal yang sangat penting pula, pilihlah karyawan yang jujur.
D.
Aspek
Keuangan
Ø Modal awal
Adapun data modal awal
yang kami peroleh dari hasil wawancara kami,berikut datanya.
|
No
|
Modal
Awal
|
Jumlah
|
Total Harga
|
|
1
|
Mesin Cuci
|
2
|
Rp
3,500,000.00
|
|
2
|
Pompa Air
|
1
|
Rp
400,000.00
|
|
3
|
Penampung Air
|
1
|
Rp
300,000.00
|
|
4
|
Gantungan Baju
|
200
|
Rp
160,000.00
|
|
5
|
Timbangan
|
1
|
Rp
70,000.00
|
|
6
|
Setrika
|
3
|
Rp
439,000.00
|
|
7
|
Ember
|
10
|
Rp
100,000.00
|
|
8
|
Etalase
|
1
|
Rp
350,000.00
|
|
9
|
Rak
|
1
|
Rp
200,000.00
|
|
10
|
Keranjang
|
2
|
Rp
50,000.00
|
|
11
|
Renovasi Tempat
|
|
Rp
1,000,000.00
|
|
12
|
Spanduk
|
1
|
Rp
40,000.00
|
|
13
|
Detergent
|
20
kg
|
Rp
200,000.00
|
|
14
|
Pewangi Pakaian (Molto)
|
|
Rp
480,000.00
|
|
15
|
Kispray
|
|
Rp
324,000.00
|
|
16
|
Plastik
|
2
pak
|
Rp
22,000.00
|
|
17
|
Nota
|
3
|
Rp
6,000.00
|
|
18
|
Steples+isi
|
|
Rp
6,000.00
|
|
|
Total
|
|
Rp
7,647,000.00
|
Sumber: Responden (Ibu
Sri Dayu),2011
Ø Pengeluaran Tiap Bulan
Berikut data pengeluaran
tiap bulannya yang dikeluarkan oleh pihak Nazwa Laundry
yang diklasifikasikan sebagai Variabel Cost:
|
No
|
Pengeluaran
|
Jumlah
|
Total
|
|
1
|
Plastik
|
5 pak
|
Rp 55,000.00
|
|
2
|
Detergent
|
20 kg
|
Rp 200,000.00
|
|
3
|
Pewangi
Pakaian
|
|
Rp 300,000.00
|
|
4
|
Nota
|
15
|
Rp 30,000.00
|
|
5
|
Isi
steples
|
3
|
Rp 3,000.00
|
|
|
Total
|
Rp 588,000.00
|
|
Sumber: Responden (Ibu Sri Dayu),2011
Ø Biaya
Operasional
Selanjutnya yaitu biaya operasional
tiap bulannya yang dikeluarkan oleh Nazwa Laundry (Fixed
Cost).
|
No
|
Pengeluaran
|
Jumlah
|
Total
|
|
1
|
Gaji Karyawan
|
3
|
Rp
1,200,000.00
|
|
2
|
Listrik
|
Rp
200,000.00
|
|
|
Total
|
|
Rp
1,400,000.00
|
Sumber: Responden (Ibu Sri Dayu),2011
Ø
Penyusutan
· Penyusutan Mesin Cuci
Untuk mesin cuci kami perkirakan umur ekonomisnya sepanjang 5 tahun dan
untuk nilai residunya ditaksir sebesar Rp 500.000,00. Di sini kami akan
menghitung penyusutan per bulannya dengan menggunakan metode garis lurus.
/bulan
Untuk
mesin cuci karena terdapat 2 mesin maka nilainya dikali 2è Rp 21000,00 x 2 =Rp 42.000/bulan
·
Penyusutan Pompa Air
Untuk pompa air, kami
perkirakan umur ekonomisnya sepanjang 10 tahun dan untuk nilai residunya
ditaksir sebesar Rp 50.000,00. Di sini kami akan menghitung penyusutan per
bulannya dengan menggunakan metode garis lurus.
/bulan
· Penyusutan
Penampung Air
Untuk penampung air, kami perkirakan umur ekonomisnya sepanjang 10 tahun
dan untuk nilai residunya ditaksir sebesar Rp 30.000,00. Di sini kami akan
menghitung penyusutan per bulannya dengan menggunakan metode garis lurus.
/bulan
· Penyusutan
Gantungan
Untuk gantungan, kami perkirakan umur ekonomisnya sepanjang 5 tahun dan
untuk nilai residunya ditaksir sebesar Rp 15.000,00. Di sini kami akan
menghitung penyusutan per bulannya dengan menggunakan metode garis lurus.
/bulan
· Penyusutan
Timbangan
Untuk penampung air, kami perkirakan umur ekonomisnya sepanjang 5 tahun
dan untuk nilai residunya ditaksir sebesar Rp 7.000,00. Di sini kami akan
menghitung penyusutan per bulannya dengan menggunakan metode garis lurus.
/bulan
· Penyusutan
Bangunan
Untuk bangunan, kami perkirakan umur ekonomisnya sepanjang 7 tahun dan
untuk nilai residunya ditaksir sebesar Rp 0. Di sini kami akan menghitung
penyusutan per bulannya dengan menggunakan metode garis lurus.
/bulan
· Penyusutan
Setrika
Untuk setrika, kami perkirakan umur ekonomisnya sepanjang 5 tahun dan
untuk nilai residunya ditaksir sebesar Rp 10.000,00. Di sini kami akan
menghitung penyusutan per bulannya dengan menggunakan metode garis lurus.
Untuk
setrika karena terdapat 3 setrika maka nilainya dikali 3è Rp 2300,00 x 3= Rp 6.900/bulan
· Penyusutan
Ember
Untuk ember, kami perkirakan umur ekonomisnya sepanjang 2 tahun dan untuk
nilai residunya ditaksir sebesar Rp 1000,00. Di sini kami akan menghitung
penyusutan per bulannya dengan menggunakan metode garis lurus.
Untuk
setrika karena terdapat 10 ember maka nilainya dikali 10è Rp 375,00 x 10= Rp 3.750/bulan
· Penyusutan
Etalase
Untuk etalase, kami perkirakan umur ekonomisnya sepanjang 10 tahun dan
untuk nilai residunya ditaksir sebesar Rp 50.000,00. Di sini kami akan
menghitung penyusutan per bulannya dengan menggunakan metode garis lurus.
· Penyusutan
Rak
Untuk rak, kami perkirakan umur ekonomisnya sepanjang 10 tahun dan untuk
nilai residunya ditaksir sebesar Rp 30.000,00. Di sini kami akan menghitung
penyusutan per bulannya dengan menggunakan metode garis lurus.
· Penyusutan
Keranjang
Untuk keranjang, kami perkirakan umur ekonomisnya sepanjang 2 tahun dan
untuk nilai residunya ditaksir sebesar Rp 3.000,00. Di sini kami akan
menghitung penyusutan per bulannya dengan menggunakan metode garis lurus.
Untuk
keranjang karena terdapat 2 keranjang maka nilainya dikali 2è Rp 1000,00 x 2= Rp 2.000,00/bulan
· Penyusutan
Spanduk
Untuk spanduk, kami perkirakan umur ekonomisnya sepanjang 2 tahun dan
untuk nilai residunya ditaksir sebesar Rp 0. Di sini kami akan menghitung
penyusutan per bulannya dengan menggunakan metode garis lurus.
Jadi,untuk penyusutan semua
barang-barangnya yaitu
42000+3000+2250+2500+1050+12000+2300+3750+2500+1500+ 2000+1700 = 76550
Rp 76.600,00/bulan.
Jadi,pengeluaran untuk mengganti barang-barang yang dapat menyusut yaitu
sebesar Rp 76.600,00 per bulannya.
Ø Pendapatan Tiap Bulan
Adapun data yang kami
peroleh dari hasil wawancara kami yaitu rata-rata pendapatan tiap bulannya
sebesar Rp. 3.000.000,00 dengan penerimaan 30kg pakaian.
Adapun perhitungan yang
kami lakukan dari data yang telah kami dapatkan. Diantaranya yaitu perhitungan
untuk Return on Investment (ROI), Return of Equity (ROE) dan Break Even Point (BEP).
Ø
Return on Investment (ROI)
dan Return of Equity (ROE)
Langkah awal untuk
mencari ROI dan ROE yaitu dengan cara mencari nilai laba kotor dan laba bersih
per bulannya. Berikut perhitungannya:
Laba Kotor = Pendapatan – Pengeluaran
= Rp. 3.000.000,00 – (Rp. 588.000,00
+ Rp 76.600,00)
= Rp. 2.335.400,00 per bulan
Laba Bersih= Laba Kotor
– Biaya Operasional
= Rp. 2.335.400,00 – Rp. 1.400.000,00
= Rp. 935.400,00 per bulan
Dari
perhitungan di atas jadi kita dapat mengetahui bahwa untuk laba kotornya di
dapat 30% per bulan dari nilai investasinya sedangkan untuk laba bersihnya
didapaat 12% per bulan dari nilai investasinya.
Ø
Break Even Point (BEP)
Di sini kita akan menghitung 2 macam BEP yaitu BEP
unit dan BEP rupiah. Untuk mencari BEP, yang perlu kita cari nilainya terlebih
dahulu yaitu biaya tetap per bulan, harga jual per kg dan biaya variabel per
kg.
Untuk
biaya tetap per bulannya kita asumsikan biaya untuk gaji karyawan dan listrik.
Berikut perhitungannya:
Biaya tetap per bulan = Gaji
karyawan + Listrik
= Rp.
1.200.000,00 + Rp. 200.000,00
= Rp.
1.400.000,00
Untuk harga jual per kg sudah
kita ketahui sebelumnya dari hasil wawancara yaitu Rp. 4.000,00.
Sedangkan untuk biaya variabel
per kg kita menghitungnya dengan cara mencari biaya pengeluaran per bulannya
kemudian hasilnya kita bagi dengan jumlah pakaian yang di laundry dalam kurun
waktu 1 bulan.
Untuk biaya pengeluaran per
bulan sudah kita bahas pada sub bab sebelumnya yaitu sebesar:
Rp.
588.000,00 + Rp. 76.600,00 = Rp. 664.600,00
Sedangkan
jumlah pakaian yang di laundry tiap bulannya dari hasil wawancara kami
rata-ratanya yaitu sebanyak 800 kg.
Biaya variabel per kg=
= Rp. 830,75
Rp. 900,00/kg
=
=451 kg

= 
= Rp. 1.806.451,6
Rp. 1.806.500,00
Dari
perhitungan di atas maka didapat untuk biaya produksi per kg nya yaitu Rp
900,00, dan agar modal pemilik usaha kembali maka setidaknya dalam 1 bulan si
pemilik harus mampu menjual 451 kg.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Bisnis laundry merupakan
salah satu pilihan bisnis yang relatif mudah. Kenapa? Karena mencuci dan
menyetrika sebenarnya merupakan bagian dari tugas sehari-hari di rumah.
Paling tidak Anda sudah tahu bagaimana memilah pakaian agar tidak saling
melunturi, bagaimana agar cucian bersih, lalu bagaimana melipat pakaian agar
rapi dan tidak kusut, dsb.
Selain itu, bisnis laundry
berpotensi besar untuk berkembang di masyarakat, karena usaha ini bisa dibilang
belum terlalu menjamur, sementara
kebutuhan masyarakat akan jasa laundry semakin besar. Sehingga peluang
kita untuk membuka usaha jasa laundry masih terbuka lebar dan dirasa
cukup menjanjikan.
No comments:
Post a Comment